Pengertian Cuaca Dan Iklim

clip_image002       clip_image004

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya.

Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat). Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai.Perlu Anda ketahui bahwa ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi

Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim.

 

CUACA dan IKLIM

clip_image006

 

 

                Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada suatu waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap. Ilmu yang mempelajari macam-macam iklim di muka bumi dan faktor-faktor yang menentukannya disebut dengan klimatologi. Klimatologi tidak dapat terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-kadang meteorologi di anggap sama dengan klmimatologi. Meteorologi mempelajari proses cuaca lapisan atmosfer bawah (lapisan troposfer), sedangkan klimatologi terutama mempelajari hasil proses cuaca. Dalam perkembangannya sampai sekarang baik cabang meteorologi maupun klimatologi mempunyai beberapa cabang., masing-masing cabang mempelajari aspek-aspek khusus dari cuaca dan iklim. Cabang-cabang meteorologi antara lain:

1)Agar meteorologi yang khusus mempelajari meteorologi yang berkaitan dengan pertanian.

2)Meteorologi maritim yang mempelajari hubungan antara cuaca dengan fenomea kelautan, antara lain gelombang, badai serta arus laut

3)Aerologi yang mempelajari keadaan cuaca di lapisan udara tinggi

Klimatologi dapat di bagi menjadi berbagai cabang keilmuan iklim berdasarkan:

a.Metode perndekatan keilmuan meliputi:

1)Klimatologi yang pembahasannya secara deskriptif (apa adanya) berdasarkan data, peta dan gambar/foto.

2)Klimatologi fisik (physical climatology) yaitu bagian dari klimatologi yang mempelajari penyebaran iklim di berbagai daerah di permukaan bumi atau klimatologi yang membahas perilaku dan geala-gejala cuaca yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar-dasar ilmu fisika dan matematika.

3)Klimtologi dinamik (physicakl climatology) yaitu bagian dari klimatologi yang mempelajari peyebaran iklim di berbagai daerah di permukaan bumi atau klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai skala terutama tentang peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah di seluruh dunia.

4)Klimatologi terapan klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk memecahkan berbagai masalah praktis yang dihadapi masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh klimatologi terapan yaitu:

a.Klimatologi pertanian atau agroklimatologi (agricultural klimatology) klimatologi yang menekankan pembahasan tentang permasalahan iklim di bidang pertanian.

b.Klimatologi perkotaan (urban climatology) klimatologi yang membahas berbagai iklim dalam perencanaan maupun penataan kota. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh tingkat kenyamanan udara sebaik-baiknya.

c.Klimatologi kelautan (marine kilmatology) klimatologi yang menekankan penjelasan tentang pengaruh timbal balik iklim dan lautan.

d.Klimatologi bangunan (building climatology) klimatologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara bentuk dan ukuran bangunan, dengan cuaca dan iklim di dalam maupun di luar bangunan.

e. Bio klimatologi (bioclimatology) klimatologi yang membahas pengaruh ilkim terhadap makhluk hayati atau mempelajari hubungan antara iklim dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan.

 

b. Ruang lingkupnya di atmosfer meliputi:

1. Mikro klimatologi yakni ilmu yang membahas atmosfer sebatas ruang antara perakaran hingga sekitar puncak tajuk tanaman, atau sifat atmosfer disekitar permukaan tanah atau mempelajari iklim pada lapisan udara terdekat dengan permukaan bumi (di bawah 2 m). Unsur-unsur iklim tersebut mudah terpengaruh oleh perubahan pemanasan dan pendinginan permukaan tanah dan benda atau tumbuhan setempat.

2. Meso klimatologi yakni klimatologi yang membahas perilaku atmosfer dalam daerah yang relatif sempit, tetapi pola iklimnya sudah berbeda dari iklim wilayah sekitarnya. Sebagai contoh iklim perkotaan dan iklim pada daerah badai.

3. Makro klimatologi yakni klimatologi yang menekankan pembahasannya pada penelaahan iklim daerah luas skala besar. Wilayah lingkupnya mulai batas ruang iklim mikro hingga puncak atmosfer serta melipouti seluruh dunia.

Manusia hidup di dasar atmosfer yaitu pada pertemuan antara permukan bumi dan atmosfer. Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi bahan pertimbangan dalam rancangan bangunan hunian atau kontruksi bangunan fisik lainnya, bahan dan desain pakaian, jenis dan porsi pangan yang dikonsumsi, dan ragam aktivitas sosial budaya yang dilakukan penduduk. Karena cuaca dan iklim merupakan salah satu unsur lingkungan hidup yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Berbeda dengan unsur-unsur lingkungan hidup lainnya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang telah banyak yang dapat dikendalikan manusia. Tetapi dalam hal ini cuaca dan iklim sampai sekarang manusia belum dapat merubah sesuai dengan keinginannya. Aktifitas manusia dapat memberikan hasil yang optimal dengan mengurangi resiko sampai yang sekecil-kecilnya, perlu diketahui kondisi cuaca dan iklim terutama yang akan datang. Dalam hubungan tersebut penting sekali arti pengumpulan data dan perkiraan cuaca. Pengumpulan perkiraan cuaca di indonesia dilaksanakan oleh pusat meteorologi dan geofisika sanagt penting artinya bagi kehidupan manusia terutama dalam bidang penerbangan, pelayaran dan pertanian.

Kajian meteorologi dan klimatologi yang benar akan mengubah pandangan kita terhadap cuaca dan iklim dari faktor penghambat menjadi faktor penunjang yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pendugaan hasil pada berbagai kegiatan. Penerapan ilmu cuaca dan iklim tersebut diantaranya pada bidang pertanian, kehutanan, peternakan ,perikanan, kelautan, teknik sipil, kesehatan, perhubungan serta pertahanan negara.

Tiga manfaat pokok dari informasi data cuaca dan iklim yakni:

a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrem misalnya kekeringan, banjir serta angin kencang.

b. Menyesuaikan diri atau berusaha untuk menyelnggarakan kegiatan dan usaha yang serasi dengan sifat cuaca dan iklim sehingga terhindar dari hambatan atau kerugian yang diakibatkannya.

c. Menyelenggarakan kegiatan dan usaha di bidang teknik, sosial dan ekonomi dengan menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca dan iklim.

 

UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan udara, penguapan, kelembaban udara, keawanan,presipitasi, dan beberapa unsur iklim lain yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada setiap saat dan tempat, selalu berubah-ubauh tergantung pada faktor-faktor fisis di alam yang disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara. Faktor tersebut adalah:
a. faktor pengendali cuaca yang bersifat permanen:
1. efek rotasi bumi
2. penyebaran dataran dan lautan di permukaan bumi
3. letak garis lintang bumi
4. faktor orografis (gunung dan pegunungan)
5. perbedaan ketinggian letak dari permukaan laut

b. faktor pengendali cuaca yang bersifat sementara:
1. pusat-pusat tekanan tinggi dan rendah
2. arus laut yang ditimbulkan oleh perbedaan musim
3. arus angin yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan udara
4. hujan badai

Cuaca dan iklim adalah faktor lingkunagn yangbear pengaruhnya terhadap kehidupanmakhluk hidup. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangantentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap, melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka kejelasantentang gejala danperilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya. Cuaca bagaikan sebuah mesin raksasa yang dapat bekerja karena ada energi atau bahan bakar dari matahari, udara dan air merupakan hal amat rumit. Ketiga unsur tersebut membentuk dan mempengaruhi cuaca.

1. radiasi matahari
Matahari adalah kontrol iklim yang sangat penting dan sumber energi utama di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Energi tersebut menyebabkan bumi tetap panas, memelihara pertumbuhan tanaman dan kehidupan hewan serta manusia, juga menimbulkan peredaran atmosfer, hampir tidakberarti dari seluruh energi matahari yang dipancarkannya lebuh dari 2,2 milyar kali jumlah yang diterima bumi.
2. radiasi bumi
permukaan bumi yang dipanaskan oleh penyerapan radiasi matahari iiakan mekadi sumber radiasi gelombang panjang dan dinamakan radiasi bumi. Radiasi bumi disebut juga radiasi malam, karena merupakan sumber radiasi utama pada malam hari.
3. temperatur udara
panas pada umumnya diukur dalam satuan joule (j) atau dalam satuan lama kalori (cal) adalah salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda. Sedangkan suhu mencerminkan energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-molekul
3. tekanan udara
tekanan udara ialah tekanan yang diberikan oleh udara karena bertanya kepada bidang horizontal yang luasnya 1 cm. Tekanan udara pada suatu tempat tidak tetap, demikian pula tekanan udara berbeda-beda dari tempat ke tempoat baik dalam jarak pendek maupun dalam areal yang luas
4. angin
angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal atauhampir horizontal. Sedangkan pergerakan udara arah vertikal dinamakan aliran udara. Angin diberi nama berdasarkan arah dari mana angin itu bertiup. Arah angin datang disebut winwardsedangkan tujuan angin disebut leeward. Angin selalu bertiuyp dari tempat yang bertekanan tionggi ke tempat yamg bertekanan rendah mengikuti hukum buys-ballot yaitu di belahan bumi utara ke arah angin membelok ke kanan dan di belahan bumi selatan arah angin membelok ke kiri penympangan ini disebaban oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi)
5. penguapan
penguapan adalah peristiwa perubahan wujud air dari cair atau padat menjadi wujud gas dan kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air menuju atmosfer. Penguapan membutuhkan panas, panas ini hanya digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi gas, dan tidak mempengaruhi suhu gas itu sendiri. Karena itu dalam uap air tersimpan panas yang yang disebut panas latent.

6. kelembaban udara
kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari dari jumlah massa) uap air ini merupakan%seluruh atmosfer (kira-kira 2 komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.

7. awan
awan adalahkumpulan butir-butir air,kristal es atau campuran keduanya, yang masih melekat pada inti-inti kondensasi dan tetap melayang-layang di udara. Butir-butir aor atau kristal-kristal es tersebut sangat halus, berdiameter sekitar 2-40 mikron. Awan dapat dilihat, berwarna putih, coklat atau hitam perbedaan warna ini adalah semata-mata karena perbedaan ketebalan awan, ukuran butir-butir air atau kristal es yang menyusunnya dan efek penyinaran matahari
8. presipitasi
presipitasi adalah istilah umum semua bentuk air yang berasal dari atmosfer dan mengendap dipermukaan bumi. Presipitasi selalu diawali oleh proses kondensasi, sublimasi atau gabungan kedua-duanya dari uap air yang ada di atmosfer. Presipitasi adalah air baik dalambentuk cair atau oadat yang mengendap kepermukaan bumi dan selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi

Cuaca dan Iklim

clip_image007

 

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.

Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.

Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.

Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim secara umum

clip_image009

Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.

Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.

 

PERUBAHAN IKLIM dan CUACA

Iklim dan Cuaca

Cuaca adalah suatu gejala alam yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat, yang kita rasakan dari menit ke menit, jam ke jam. Contoh: perubahan harian dalam temperatur, kelembaban, angin, dll. Sedangkan Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu, termasuk perubahan ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang relatif lama, baik secara lokal, regional atau meliputi seluruh bumi kita.

Iklim dipengaruhi perubahan-perubahan yang cukup lama dari aspek-aspek seperti orbit bumi, perubahan samudra, atau keluaran energi dari matahari. Perubahan iklim merupakan sesuatu yang alami dan terjadi secara pelan. Contoh: musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan dan kemarau) dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir).

Sebagai negara yang secara geografis berada di sekitar ekuator ,  Iklim di Indonesia adalah tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Februari, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai September.

Perubahan Cuaca dan Iklim

clip_image010

KONDISI cuaca dan iklim di muka bumi saat ini terlihat makin bervariasi dan menyimpang. Khusus untuk kawasan Indonesia, telah tampak sejak tahun 1991.

Contohnya, sebelumnya ada prediksi bakal hadirnya kegiatan gejala alam El Nino dari beberapa praktisi termasuk pula Badan Meteorologi dan Geofisika di awal tahun hingga kuartal pertama tahun 2001. Kenyataannya kondisi hadirnya El Nino ini sirna karena hingga awal Juni 2001 hujan masih mengguyur di berbagai kawasan Indonesia.

Beberapa kalangan yang menyebutkan munculnya kegiatan gejala alam El Nino pada tahun 2001 ataupun tahun 2002 umumnya mengacu pada kejadian beberapa dasawarsa sebelumnya. Sejak tahun 1961, 1972, 1982, dan 1991 telah muncul kondisi kemarau yang umumnya merupakan dampak kegiatan gejala alam El Nino. Bahkan dari kalangan internasional telah muncul prediksi pada awal tahun 2001 yaitu akan muncul kegiatan gejala alam El Nino tahun 2001 yang akan berdampak besar berupa kekeringan dan kebakaran di kawasan Papua Niugini di timur wilayah Indonesia.

Munculnya cuaca dan iklim di Bumi merupakan ekspresi pemerataan energi yang diterima Bumi secara tidak merata. Wilayah tropis di sekitar ekuator sepanjang tahun menerima energi radiasi sang surya yang berarti surplus energi, sementara di lain pihak wilayah subtropis dan kutub hanya menerima sedikit energi dan berlangsung relatif singkat dan bergantian akibat garis edar revolusi Bumi mengitari Matahari.

Sebagai reaksi adanya beda dalam penerimaan energi ini dalam satu sistem muka bumi, terjadi usaha pemerataan melalui proses fisika dan kimiawi sedemikian sehingga terjadi peredaran udara di atmosfera dan peredaran laut. Dua sistem pemerataan energi ini dalam bentuk gerak (angin, gelombang dan arus), energi termal (panas) dan energi laten (uap air) berupa awan, hujan, salju, guntur dan sebagainya, yang kesemuanya berlangsung alamiah.

Proses fisika dan kimiawi tersebut sangat tergantung pada besarnya energi dari sang surya selain ulah manusia yang kian bertambah. Pertambahan manusia dan mobilitasnya ikut memberi kontribusi dalam proses pemerataan energi yang menambah variasi alam yang tidak tetap dan sama dari waktu ke waktu dan masa ke masa.

Matahari memancarkan energi radiasi yang merupakan hasil reaksi fusi dan fisi gas hidrogen dan helium yang bila dilihat dari Bumi tampak seperti titik-titik ledakan energi. Berdasarkan pengembangan lanjutan dan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim, ternyata ada kaitan antara makin tingginya jumlah bintik-bintik Matahari dengan peningkatan pancaran energi Matahari. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan sejak tahun 1960-1962 yang memuncak dengan jumlah bintik di atas 175 buah dalam sebulan. Siklus kegiatan Matahari umumnya memuncak pada akhir setiap dasawarsa dan minimum di pertengahan dasa warsa. Untuk kurun waktu tahun 2000-2001 terekam kurang dari 175 buah bintik Matahari yang berarti kondisi puncaknya tidak sama dengan tiga dasawarsa periode 1961-1961, 1980-1981, dan 1990-1992.

Dari gambaran tersebut dapat diartikan sementara bahwa kondisi pemberi gerak di alam raya khususnya di muka Bumi untuk periode tahun 2000-2001 yang kini sedang berjalan relatif lebih rendah dari kondisi sebelumnya. Dengan demikian besarnya energi radiasi sang surya tidak sama dengan energi yang dipancarkan khususnya dalam dua dasa warsa terakhir. Energi radiasi tersebut umumnya digunakan dalam peredaran udara dan kelautan yang ada di muka Bumi yang umumnya mempunyai tenggang waktu.

Perhitungan munculnya El Nino

clip_image011

Yang cukup mencolok dan perlu menjadi perhatian kita adalah perkembangan kondisi dalam dua dasa warsa terakhir. Dari hasil peningkatan kegiatan Matahari yang muncul dan memuncak pada masing-masing dasawarsa itu menunjukkan adanya peningkatan yang lebih intensif dibandingkan kejadian periode sebelumnya.

Dampak peningkatan tersebut menghasilkan kegiatan El Nino yang kuat untuk pertama kali pada periode 1982 dengan dampak kekeringan dan kebakaran yang meluas di Kalimantan. Selanjutnya tahun 1987 muncul lagi kegiatan El Nino. Tetapi, secara keseluruhan cuaca dan iklim untuk periode 1982-1990 cukup baik sehingga usaha swasembada pangan nasional saat itu berhasil dan Pemerintah Indonesia mendapat penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Namun, kondisi dasa warsa berikutnya dengan peningkatan kegiatan Matahari yang lebih intensif dengan puncak ganda untuk bintik Matahari dan jumlah ledakannya memberi indikasi peningkatan radiasi yang intensif dan berdampak kegiatan El Nino yang cukup panjang 1991-1994 dan muncul gejala alam El Nino kuat dengan kurun waktu yang singkat tahun 1991/1998 yang dinyatakan sebagai bencana yang dahsyat di Indonesia dan seluruh dunia.

Patut pula dicatat bahwa deposit batu bara di lahan gambut membara untuk yang pertama kali di tahun 1991 yang kemudian berulang hingga awal tahun 1998. Selain itu swasembada pangan nasional yang diupayakan Pemerintah Indonesia hancur oleh kondisi alam yaitu cuaca dan iklim yang tidak menentu hingga tahun 2000 atau mungkin sampai saat ini. Kajian dalam bahasan ini merupakan kajian terbatas yang tentunya perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menuju kajian yang komprehensif atau dapat dipercaya.

Berdasarkan pengalaman tersebut dan menilik kondisi cuaca dan iklim yang akan berlangsung hingga tahun 2010, untuk sementara dapat dilihat belum adanya peningkatan jumlah bintik Matahari atau ledakan. Hal ini berarti untuk kurun watu sembilan tahun mendatang peluang munculnya kondisi cuaca yang ekstrem seperti yang berlangsung dalam kurun waktu dua dasa warsa terakhir menjadi tanda tanya atau bahkan bisa dikatakan kecil peluang terjadi peningkatan kondisi cuaca dan iklim yang bervariasai atau berubah untuk kurun waktu musiman hingga tahunan.

Pendapat ini didukung pula oleh kondisi perairan global, dalam hal ini perairan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Semula di Samudera Hindia dingin dan Samudera Pasifik akan hangat hingga awal bulan Juni, ternyata hal itu tidak berkembang, malah berkebalikan. Samudera Pasifik mendingin sedang Samudera Hindia menaik. Bukti kenaikan suhu muka laut ini terlihat dari peningkatan curah hujan di beberapa kawasan di Indonesia pada bulan Mei hingga awal Juni 2001. Karena hingga pertengahan tahun 2001 berubah, maka kondisi gejala alam El Nino peluang untuk muncul kecil pada tahun 2001 atau 2002 mendatang. Dengan indikasi alam ini akan dapat membantu tentang kekhawatiran beberapa kalangan khususnya kalangan pertanian, perkebunan dan kehutanan khususnya dari ancaman kekeringan yang mungkin muncul di tahun 2001.

Adanya perkembangan curah hujan yang berlangsung akhir-akhir ini yang seharusnya memasuki musim kemarau merupakan peristiwa alam akibat kenaikan suhu muka laut S. Hindia dan munculnya indikasi gejala alam La nina intensitas ringan kembali giat. Sehingga prakiraan BMG. dalam musim kemarau tahun 2001 yang menyatakan normal merupakan kondisi cuaca dan iklim di wilayah Indonesia.

clip_image013                   clip_image015

clip_image017                   clip_image019

0 komentar:

Posting Komentar